Senin, 27 Agustus 2012

Klise

"Jika manusia sering sekali mengecewakanmu, maka tidak TUHANMU"


Sebuah quote yang saya dapatkan pagi ini ketika sedang menjalankan ibadah di salah satu masjid legendaris di tengah ibu kota. Quote ini seperti kata sambutan yang bisa diringkas menjadi tema hari ini. Jangan pernah ragu dengan Tuhanmu. Berperanlah selayaknya seorang hamba, bukan justru menjadi Tuhan.

Ungkapan "mak nyessss" atau "mak jleb" sepertinya lebih mewakili dari pada harus berprosa ria di sini. Intinya saya tidak pernah merencanakan hidup saya untuk berada di sini. Saya pun tak pernah mimpi harus berada di posisi ini. Keinginan saya sebenernya simple. "BAHAGIA", tapi tergantung dari dimensi bahagia mana yang akan kita lihat, itu lah kenapa saya lebih menyukai menggunakan kata-kata "mak nyess" dan "mak jleb". Tanpa harus bicara atau merangkai sebuah skenario kronologis, tapi jika dirunut, rasanya sudah ada di hati. 

CHAPTER I
Saya pun masih bingung untuk mendeskripsikan apa yang saya mau dan apa yang saya butuh. Perbedaanya ada pada dimensi waktu. Nah, waktu ini lah yang tanpa kita sadari, pelan" akan bermetastasis ke dalam dimensi hidup kita. Entah bisa menjadi jinak atau fatalnya menjadi ganas. Semua lagi-lagi tergantung pada dari sudut mana dimensi itu dilihat.

Menjadi bagian yang terpenting dari bagian yang paling penting adalah mimpi semua orang. Menjadi pusat pemikiran itu lebih berkelas dari pada menjadi pusat perhatian dan semua pemikiran itu menjadi masalah jika kita tidak pernah siap untuk berada di garis ini. Kau akan disuruh mengestafetkan tongkat dan harus berlari sekuat yang kau mampu. Kemudian, kau harus menjadi juara. Itu kan mau semua orang? Ya, aku pun (dulu) juga begitu. Tapi sekarang ketika tongkat estafet itu sudah akan dilempar ke arahmu dan kau juga sudah berada di posisi garis yang tepat dengan sepatu baru level firebolt, nyatanya berbalik seratus delapan puluh derajat. Aku -tak siap-.

CHAPTER II
Gangguan kepribadian depresifku memang sudah sampai taraf akut. Terbukti hari ini. Aku kembali membuka botol whey yang sudah lama terfermentasi, kemudian aku tuang kembali whey itu di atas kepalaku sendiri. Mengerikan! Tidak cukup 1 kali tapi aku terus mencari whey yang paling terfermentasi sempurna dan itu lagi-lagi. KAU!

Seharusnya yang aku lakukan adalah menari bahagia karena aku mengetahui titik koordinatmu tapi justru sebaliknya cerebrumku kembali mengolah koordinat yang kudapatkan dan menjadikan sebuah peta tanpa induksi jelas. Luka ini semakin menganga dan aku sadar seratus persen kalau aku tahu apa yang aku lakukan.

If "Happy Ever After" did exist
 I would still be holding you like this
All those fairy tales are full of shit
One more fucking love song, I'll be sick.
(Maroon 5, Payphone)
CHAPTER III
-Facebook-

Social Media ini emang bener" bikin gatel kepala ya! My account was hacked yesterday. Damn!
Mungkin istilah "pinter keblinger" ini pas banget buat jadi name tag-nya para hacker" terutama hacker facebook -__-. Punya skill tapi malah jadi pengen dikasih sikil #ups :D

Hal-hal gak penting muncul setelah peng-hacker-an terjadi. Sahabat saya, bahkan saya anggap dia seperti saudara sekandung - Dia - mengirimkan pesan elektronik yang berisi kalimat tidak masuk akal. Dari mulai kata "cukup tahu" samapai istilah "black list". What the....!!!!

Saya bukan tergolong bangsa Elf yang dapat menyelesaikan masalah hanya dengan tersenyum dan mengiklaskan apa yang seharusnya terjadi. Saya terlahir sebagai bangsa Dwarf dengan campuran darah werewolf. Mudah terbakar dan mudah padam.

Jika dia menganggap hubungan yang terjalin dimakan usia ini adalah sebuah hubungan yang mengikat batin satu sama lain, dia tidak akan dan tidak 'seharusnya' berpikir satu sudut pandang. Tanpa alasan dan tanpa bukti semua dugaan tertuju pada saya. Semua hukuman atau yang dia bilang 'black list' dijatuhkan kepada saya.

Saya memang tidak pernah sukses untuk urusan seperti ini, tapi setidaknya dia adalah sahabat saya yang terkoneksi atau lebih tepatnya kami adalah sahabat memoar. Dia adalah saksi hidup bagaimana kisah-ku dan kisah-nya dimulai. Dia adalah sahabat yang mengenalkan-ku dengan-nya. Dia adalah sahabat lama saya yang tidak akan pernah dimakan usia. Saya mencintainya bahkan lebih dari apa yang diekspektasikannya kepada saya.

If i ever intentionally or unintentionally backbited about you or done anything to you then i ask for your forgiveness. Please forgive for all my fault. (copied from my mood booster).

CHAPTER IV
-Endorfin-

Jika ada orang yang berkata "Jangan pernah kau bersumpah buruk apapun pada siapapun dan pada apapun, karena benci dengan cinta itu tipis", maka aku mengatakan bahwa itu 'absolut'. 


Dia memang tidak nyata dan tidak pernah ada di sampingku. Dia tidak pernah menemani saya ke toko buku atau bersepada. Dia sama sekali tidak ada ketika saya ingin sekali mampir ke toko kopi hanya untuk membeli secangkir kopi atau hanya sekedar duduk di taman untuk melepas penat. Dia tidak ada ketika saya ingin sekali memiliki teman untuk sekedar adu makan paling banyak. Dia tidak ada ketika saya ingin sekali menghabiskan liburan di pantai atau sekedar bergantole ria. Dia benar" tidak ada di sini!

Tapi

Dia ada ketika saya membutuhkan teman untuk bicara dan berbagi keluh kesah. Dia ada ketika saya membutuhkan semangat di saat sang atasan melampiaskan kemarahan kepada saya. Dia ada ketika saya berada dalam kondisi penat di jalan raya. Dia percaya ketika bahkan seorang sahabat sudah tidak sudi lagi menatap mata saya. Dia ada meski hanya lewat kata".

Dan

" Itu sudah CUKUP "


Dan

Apa yang terjadi ketika koneksi Endorfin-mu sudah tidak ada?

"SEKARAT"

CHAPTER V

Endorfin pernah bertanya

"Apa pencapaian terbesar dalam hidupmu astri?"

Dengan tanggap saya menjawab dengan serentetan informasi yang berkutat dengan otak kiri. Kemudian dia menjawab

"U Nerd! Pencapaian terbesarku adalah menurunkan berat badan!"

Spontan saya kesal dengan jawabannya dan hari ini saya baru menyadari bahwa pencapaian terbesar seseorang itu tidak diukur dengan seberapa besarnya dia mengembangkan otak kirinya atau dengan parameter seberapa banyak emas yang dia miliki. Jujur, saya sangat berterima kasih sekali Allah memepertemukan kami meski hanya lewat tulisan karena dia saya bisa lebih memahami apa arti pencapaian hidup sebenarnya.

-Jakarta-

-Hidup-

(Ada halaman khusus untuk menjabarkan dua hal ini. *tunggu blog selanjutnya :D)

Dan

Pencapaian hidupku?

"SOLO"



Jakarta, Di tengah kesibukan mencari nafkah (09.10 WIB)











2 komentar: