Selasa, 25 September 2012

Daydreaming

Gejolak ombak samudera hindia, desiran angin di savana yang mencekik kerongkongan, membuat iris pupilku meminimalkan cahaya yang masuk.

I don't need a microphone yeah
To say what I've been thinking
My heart is like a loudspeaker
That's always on eleven 
Take what you want steal my pride
Build me up or cut me down to size
Shut me out but I'll just scream
I'm only one voice in a million 
(strip me, Natasha Bedingfield)


Kejadian ini gak cuma sekali dua kali terjadi tapi berulang kali dengan flash back kilat nyata. Sekarang titik spotlightnya kembali ke siapa kamu dan apa maumu. Tidak bisa menyalahkan satu spot kemudian mencari alasan "bukan aku", "salah kamu", atau kamu bilang " iya gara" kamu". Intinya don't blaming others and frankness, absolutely yes, i do.

Cuma pengen bisa jadi spotlight di dunia saya. Music, Books, Movie. Tiga pilar utama yang membuat endorfin saya meluap-luap dan berseri apapun yang terjadi. Allah tau sejak dulu.

Kernyitan dahi dengan sunggingan senyum, ah itu biasa. Atau mungkin karena sifat wolf saya bermetamorfosis menjadi kawanan elf sehingga mengundang iblis dunia untuk membuat saya menjadi kerdil kembali.Saya bilang bahwa itu semua biasa dan sangat normal. Gejolak batin seperti samudera hindia? biasa kok.... Bahkan saya gak akan mengulang ke skenario awal kalau saya itu adalah penguin yang cacat mental, yang wajib dilakukan adalah bagaimana caranya untuk menggesturkan seluruh mimik serta spotlight ke arah yang dapat membawa kita ke sana, setidaknya aku Ratu.

  • Yah aku cuma mau aku diakui. Diakui dengan seluruh kemampuanku. Dengan seluruh kerja kerasku dan cukup sekali aku masuk ke lubang ini. Bahkan ibuku bersedia untuk menampungku di rumah kembali. Ayah, beliau sangat terbuka lengan serta pundaknya untuk bersandar. Aku dibesarkan dari keluarga yang tidak berekonomi baik, tapi kami sangat menghargai hidup karena tujuan hidup kami bukanlah materi tapi satu. BAHAGIA. 
  • Tuhanku, Allah. Kau saksikan hambamu memohon berkali-kali kepadamu. Cukup sekali, satu, dan untuk selamanya. Hambamu yang kerdil ini ingin sekali bisa bekerja sesuai dengan kemampuan dan dengan orang yang memiliki satu tujuan hidup. Pekerjaan yang membuat saya rindu, membuat saya bisa berseri setiap saat. My lovely dream. I hope someday. Amen.

-Scientist-Writer-Photographer-Stylist-Wife-Mom-  

Jakarta.
Mood: Flat.
Music: Nope.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar