Sabtu, 02 Februari 2013

expectation

Rengkuhan kedua tangan itu kembali memelukku dengan hangat, kemudian terdengar suara lirih yang menyambar klokea saya. Suara itu kembali membawa saya dalam situasi di mana saya hanya memiliki tinggi 5 inci. Rengkuhan itu semakin kencang sampai-sampai sulit sekali untuk bernafas. Di dalam rengkuhan itu tiba-tiba hal yang paling saya benci muncul. "Melankolis". Saya paling benci episode ini. Beberapa bulan ini saya menciptakan topeng porselen demi keangkuhan yang sengaja saya buat. Rengkuhan itu semakin kencang dan sungguh topengku akhirnya pecah.

"I won't expected more for this feelings"
"No, Hun, if u said like that, u just only insult Allah. Totally rubish"

Porselen itu akhirnya runtuh. Saya tidak bisa mempertahankan apa yang telah saya komitmenkan sejak awal. Saya tidak mau menyimpulkan apa-apa dari kejadian itu, tapi rasa sakit yang ditinggalkan benar-benar tidak terlacak. Sejak awal, saya memang sudah babak belur, jadi harusnya sedikit tamparan tidak akan membuat saya mati. Harusnya, sedikit tusukan tidak akan membuat saya infeksi. Tapi kejadian itu lagi-lagi membuat perih yang tak terdefinisi. Membuat kelima inderamu tidak berfungsi. 

"Please, kill me!"
"What u said?! NO. don't make me awful Hun"
"What u doing with this feeling?"
"I trust u"
"no, u even know me"
"how do u feel?"
"i fell in love"

Saya tau konsekuensi apa yang akan terjadi jika saya memaksa untuk berenang meski saya tidak bisa berenang. Saya tau apa yang akan saya dapatkan jika saya tetap nekat untuk masuk. Saya tau saya akan tenggelam dan tak akan bisa bernafas. Tapi saya sudah jatuh. Porselen saya sudah runtuh. Saya menaruh ekspektasi. 

"What can i do?"
"Follow your heart, Hun"

Song: Listen (byonce)
February, 3 2013

A

Tidak ada komentar:

Posting Komentar