Jumat, 15 Februari 2013

we love science

Saya percaya pada kekuatan doa. Saya percaya Tuhan tidak tidur. Semoga malam ini, setelah kertas-kertas ini saya sentuh, rasakan, genggam, benar-benar menjadi kenyataan. Melihat mata mereka, senyum kepuasan dari kekuatan doa, meyakinkan saya bahwa semua mimpi bisa diraih. Saya tidak mengatakan bahwa saya tidak pernah berada pasa posisi 'give up' atau 'muluk-muluk'. Seratus persen saya akan mengatakan bahwa benar saya merasa getir melihat postur tubuh mereka yang jauh sekali dari saya. Dari segi morfologi saya sudah kalah telak. "Manusia tetaplah manusia". Begitu batinku. 
Saya tekankan, lagi-lagi ketika saya menggengam kertas ini, saya merasa melayang. Akal saya bahkan tak sanggup mencernanya. "Rumit" begitu fikir saya. 

Percakapan dengan si-kertas":

1. Gila ye, mana ngerti gue yang beginian!
2. Keren sih, tapi gw bego, mana ngerti yang beginian!
3. Sumpah, mana ngerti gue yang beginian!

" Tapi gue pengen bisa satu atmosfer sama mereka. Ngomongin hal-hal yang rumit tapi bisa fun. Gue pengen bisa sekelas sama mereka. Satu lab sama mereka. Tuker-tukeran ide sama mereka. Emang sih gue bakalan jadi orang paling tolol yang cuma bisa melongo sama teori quantum mereka. Bodo amat. Gue pengen bisa divideoin begitu, ngoceh" di depan kamera sambil meragain hasil thesis gue. Ahhhhh..... gue pegen!!!!"

terus dalam imajinasi si-kertas menjawab:

"emang persiapan lo apa?"

gue jawab:

"workhad never has begun!" 
#krik krik krik




Tidak ada komentar:

Posting Komentar